Sabtu, 01 Oktober 2011

Tugas Metode Riset 2

Revisi analisis jurnal 1

ANALISA KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP PELAYANAN PSMA ON-LINE PADA UNIVERSITAS GUNADARMA
Oleh : Roland Tanggu Ndendo & Hotniar Siringoringo 

Tema : Kepuasan Konsumen

Latar belakang
Dewasa ini persaingan dalam bisnis semakin ketat. Untuk dapat bertahan   perusahaan  perlu  merencanakan strategi  pemasarannya. Hal yang mendasar dalam strategi pemasaran adalah pemahaman  tentang konsep  pemasaran, dimana kepuasan konsumen adalah titik sentralnya. Kepuasan terkait dengan  kualitas produk atau jasa. Jadi untuk   dapat bertahan  dan  mencapai tujuan  perusahaan yang bersifat umum yaitu laba maka perusahaan perlu memperhatikan  kualitas produk atau jasanya agar  konsumen merasa puas, jadi disini nilai kualitas dipandang  dari sisi    puas atau tidaknya  konsumen. Memuaskan konsumen tidaklah mudah, karena  bersifat  relatif,  untuk  itu  maka perlulah manajemen memahami’ konsumennya. Dalam  literatur   pemasaran agar dapat memahami’  konsumen biasanya   manajemen  perlu  membuat suatu apa  yang disebut dengan pema- saran sasaran. Pada penelitian ini pem- bahasan hanya dibatasi pada kepuasan konsumen saja. Kepuasan bersifat relatif karena itu  maka  tolak  ukur  kualitamenurut konsumen pun bisa berbeda-beda, teta- pi disisi lain manajemen perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang terkan- dung dalam produk yang dapat memu- askan konsumen, agar konsumen tetap setia membeli produk yang dihasilkan perusahaan.

Masalah
Apakah pengaruh tinggat kepuasan mahasiswa gunadarma terhadap pelayanan PSMA on-line

Tujuan
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui seberapabesar kepuasan mahasiswa gunadarma terhadap pelayanan PSMA on-line

Metodelogi
Data dan Sample
Data yang digunakan merupakan data primer, dengan responden seluruh mahasiswa Univer- sitas Gunadarma. Kuesioner penelitian  yang  disebarkan  kepada 390 responden terbagi atas tiga bagian, yakni profil responden, kuesioner persepsi, dan kuesioner   harapan. Responden   penelitian 74.6%  merupakan  pria  dan  sisanya  adalah perempuan. Usia responden berkisar antara 18-


 
 25 tahun,  dengan persentase terbesar  adalah umur 20 tahun dan 22 tahun.   Semua jurusan yang  ada  di  Universitas  Gunadarma  terwakili oleh responden terpilih.

Alat Analisis



 




 
Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang bersifat terbuka dan tertutup. Rancangan  kuesioner  yang  digunakan  terdiri dari  beberapa  bagian  yaitu  profil  responden, persepsi dan harapan  kualitas pelayanan

Model Penelitian
Menggunakan diagram kartesius merupakan alat analisis yang diguna- kan untuk menentukan strategi peningkatan pelayanan  dengan  melihat  hubungan  kinerja atau tingkat  pelaksanaanpelayananyang dilakukan oleh pihak  perusahaan dengan kepuasan yang diharapkan oleh pelanggan. Diagram kartesius merupakabangunan  yang terdiri dari 4 bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik x rata-rata    dan  y  rata-rata. Titik  x rata-rata merupakan nilai skor rata-rata dari tingkat pelaksanaan atau kepuasan pelanggan seluruh faktor/atribut. Titik y rata-rata merupakan nilai skor rata-rata dari tingkat kepentingan seluruh faktor yang memengaruhi kepuasan pelanggan. Kuadran A, B, C dan D menunjukkan tingkat prioritas atribut. Kuadran A, menunjuk- kan prioritas atribut yang dianggap penting dan perlu       diperbaiki. Kuadran B,       menunjukkan prioritas atribut yang dianggap penting dan perlu dipertahankan karena pelanggan dianggap telah terpuaskan. Kuadran C, menunjukkan prioritas atribut yang dianggap kurang penting tetapi tingkat kepuasan        konsumen cukup baik. Kuadran D, menunjukkan prioritas atribut yang kurang dianggap penting tetapi tingkat kepuasan konsumen sangat puas.











 
Gambar 4. Diagram Kartesius Sumber: Husein Umar (2000)

Variable Penelitian
Variabel penelitian adalah va- riabel persepsi, variabel harapan, dan varibel kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan PSMA On-line. Persepsi dan harapan diukur meng-gunakan lima (5) dimensi yaitu keandalan, bukti langsung, empati, daya tanggap, dan jaminan.

Tahapan Penelitian
Kuesioner terlebih dahulu diuji validitas dan reliabiltasnya sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian.
 
Gambar 6

Diagram Kartesius Dimensi Bukti Langsung

Kepuasan pelanggan dimensi empati diukur hanya dengan satu atribut, yaitu ketepatan karyawan PSMA On-line menanggapi pertanyaan/keluhan mahasiswa. Kesenjangan bernilai negatif, artinya harapan pelanggan akan kecepatan karyawan PSMA On-line menanggapi. pertanyaan/keluhan mahasiswa mengenai pelayanan PSMA On-line lebih tinggi dibandingkan apa yang persepsi selama ini. Hal ini mengindikasikan, bahwa pelanggan belum terpuaskan, sehingga perlu dilakukankan evaluasi dan perbaikan pada atribut pelayanan tersebut. Kepuasan pelanggan akan dimensi daya tanggap, yang diukur menggunakan dua atribut, menunjukkan bahwa  ketidakpuasan mahasiwa. Meskipun mahasiswa menujukkan ketidakpuasan akan kedua atribut ini, berdasarkan diagram Kartesius, kedua atribut tidak mendapatkan prioritas penting dalam perbaikan. Dimensi jaminan memiliki dua atribut, dan seperti dimensi lainnya, mahasiswa menun jukkan ketidakpuasan pada kedua atribut. Berdasarkan diagram kartesius, kedua atribut ini merupakan atribut yang harsu diprioritaskan untuk diperbaiki.

Rekomendasi dan implementasi
Kepuasan pelanggan pada kelima dimensi kualitas pelayanan PSMA On-line dianggap belum  cukup  baik.  Hal  ini   mengindikasikan bahwa pelanggan belum terpuaskan dengan sistem pelayanan yang ada saat ini. Atribut pelayanan  yang   perlu   dilakukan   perbaikan adalah ketepatan PSMA On-line mengawali kegiatan pelayanan pada pukul 09.00 WIB, ketepatan karyawan PSMA On-line istirahat dari pukul 12.00 s/d 13.30 WIB, area ruangan pengisian KRS, area ruangan pembuatan KTM, kenyamanan fasilitas AC pada tempat pembuatan KTM, kejelasan  pengeras   suara pada PSMA On-line didengar oleh mahasiswa, kecukupan waktu tambahan yang diberikan PSMA On-line selama 15 hari bagi mahasiswa yang telat mengisi KRS, petugas PSMA On-line membuat   mahasiswa terasa nyaman/aman dalam mengisi KRS dan daftar ulang, dan kemampuan karyawan PSMA On-line menjawab pertanyaan/keluhan mahasiswa mengenai pelayanan PSMA On-line dengan jelas. Atribut tersebut perlu dilakukan perbaikan karena harapan pelanggan tinggi namun kinerja PSMA On-line dianggap rendah.

Referensi:

http://repository.gunadarma.ac.id:8000/193/1/Servqual_dgn_Roland.pdf

Revisi analisis jurnal 2

PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN KARTU PRA BAYAR PRO XL  DI WILAYAH DEPOK
 Oleh : Lira Indri winangsih dan Sudaryanto

Tema : KepuasanKonsumen

Latar belakang
Kepuasan pelanggan merupakan salah satu hal yang paling penting bagi suatu perusahaan, terutama  perusahaan  yang  bergerak di bidang pelayanan dan jasa, baik itu industri rumahan maupun  di perusahaan  besar. Telekomunikasi  belakangan  ini   semakin berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dalam bidang seluler. Kemajuan inipun didorong  dengan  alasan  semakin  banyaknya  persaingan  yang  terjadi  dantara masing-masing  provider  yang  bersaing   menciptakan  keunggulan  dalam  pelayanan penyedia jasa kartu pra bayar, baik jasa pelayanan  materi dalam kartu, maupun jasa pelayanan fisik antara pihak penyedia jasa dan pelanggan  pada  saat terjadi komplain ataupun transaksi. Pelanggan yang merasa terpuaskan akan memberikan tambahan nilai positif, yaitu kesetiaan  pelanggan.  Pelanggan  yang  setia  bukan  hanya  akan  terus  menggunakan pelayanan tersebut, tetapi juga akan menyakinkan orang lain untuk turut serta merasakan pelayanan yang tersedia sebagai pelanggan baru.

Masalah
Seberapa besar pengaruh tinggat kepuasan pelanggan kartu pro-xl terhadap pelayanan Provider tersebut.

Tujuan
Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui seberapabesar kepuasan pelanggan kartu Pro-xl terhadap Provider

Metodelogi
Data dan Sample
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer. Responden terdiri dari 33% wanita dan 67% pria. Dilihat dari usia, usia termuda adalah16 tahun dan tertua 31 tahun. Uang saku dikelompokkan menjadi tiga (3), yaitu kurang dari Rp.  500.000,-,  antara  Rp.500.001,-  sampai Rp.  1.000.000,-,  dan  lebih dari  Rp.1.000.001, Persentase
responden  yang memiliki uang saku Rp. 500.000,- adalah 58,5%, yang memiliki uang saku antara Rp.500.001,- sampai Rp.1.000.000,- sebanyak 36%, dan yang memiliki uang saku Rp.1.000.001,- hanya 5,5%.

Alat Analisis
Instrumen penelitian  adalah  kuesioner. Respondennya  adalah  mahasiswa. Karakteristik responden yang didata adalah jenis kelamin, usia, dan uang saku.

Model Penelitian
Pengukuran Servqual Untuk mengetahui tingkat kepuasan penumpang berdasarkan perhitungan skor dimensi Servqual berdasarkan skor harapan dan skor persepsi masing-masing dimensi beserta rata-rata dari skor rata-rata masing-masing dimensi. Tabel 8 menunjukkan nilai kesenjangan kualitas pelayanan.

Tabel 7.
Perhitungan Servqual masing-masing dimensi Dimensi

Persepsi
(P)
X
Harapan
(H)
Y
Kesenjangan
(P-H)
Kesenjangan
(X-Y)
Bukti langsung
5558
4,635
5788
4,827
-230
-0,192
Keandalan
2715
4,527
2877
4,797
-162
-0,27
Daya Tanggap
3682
4,605
3828
4,785
-146
-0,18
Jaminan
2740
4,57
2886
4,81
-156
-0,24
Empati
3656
4,575
3812
4,765
-156
-0,19
Total
18351

19191

-840

Rata-rata

4,582

4,797

-0,215
Sumber : Hasil pengolahan SPSS

Variable Penelitian
Variabel penelitian adalah harapan  dan persepsi, yang diukur menggunakan lima dimensi  Servqual

Tahapan Penelitian
Kuesioner  terlebih dahulu  diuji  validitas  dan  reliabilitasnya.  Kuesioner dikembangkan  sesuai  dengan dimensi servqual Parasuraman.  Data yang terkumpul selanjutnya diolah untuk mencari selisih  persepsi dan harapan konsumen.   Selisih persepsi dan harapan konsumen akan menunjukkan  tingkat  kepuasan  konsumen. Penentuan atribut  kualitas  yang  perlu diperbaiki diolah menggunakan diagram kartesius.

Analisis  dan Hasil
Prioritas perbaikan kualitas atribut atau dimensi kualitas pelayanan, dapat dilakukan menggunakan diagram kartesius yang terbagi atas empat kuadran. Kuadran 1 dianggap sebagai  atribut yang memiliki prioritas utama untuk  dilakukannya perbaikan,  karena tingkat  harapa yang  tinggi,  namun  tingkat  persepsi  rendah.  Kuadran
2  sebagai pertahanan  prestasi  dengan  tingkat  harapan  tinggi  dan  tingat  persepsi  juga  tinggi. Kuadran 3 memiliki prioritas rendah dengan tingkat harapan rendah dan tingkat persepsi juga rendah, dan  kuadran 4  dianggap  berlebihan, karena tingkat harapan konsumen rendah, sedangkan tingkat persepsinya tinggi. Garis horisontal merupakan rata-rata nilai harapan konsumen terhadap kualitas pelayanan  kartu pra bayar Pro XL. Garis vertikal  merupakan rata-rata nilai persepsi konsumen kartu pra bayar Pro XL terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumen.  Pemotongan sumbu vertikal maupun horisontal  berdasarkan  atas rata-rata skor seluruh atribut-atribut kepuasan pelayanan yang diteliti. Atribut yang berada pada kuadran 1 menunjukkan atribut/harapan pelanggan penting  tetapi  kinerja/persepsinya rendah. Atribut  yang demikian sangat perlu untuk diperbaiki oleh pihak manajemen di waktu yang akan datang. Atribut yang terletak pada kuadran ini adalah kartu perdana yang berkualitas bagus, dan kartu pulsa dengan gambar yang menarik dari dimensi bukti langsung, kemudahan untuk mendapatkan kartu perdana, dan kemudahan dalam penggantian pin  dari dimensi keandalan, pelayanan pelayanan pelanggan 24 jam, dan keramahan dan kesopanan  petugas pelayanan pelanggan dari dimensi jaminan. Hasil  ini  menunjukkan  bahwa  pihak  manajemen  harus  dapat  meningkatkan kualitas kartu perdana yang diproduksi menjadi lebih baik, mungkin dari segi kemasan ataupun informasi yang diperlukan bagi konsumen baru. Begitu juga dengan kartu pulsa, dapat dibuat menarik lagi dengan menampilkan gambar yang digemari oleh konsumen. Misalkan dengan memberikan gambar artis terkenal yang menjadi idola para remaja usia 22-25  tahun,  karena  mereka  adalah  konsumen  Pro  XL  dengan  persentase  terbesar. Ternyata  kartu perdana dianggap sulit untuk didapatkan, hal ini mungkin disebabkan karena  penyebarannya  yang  kurang  merata  di setiap  daerah,  khususnya  di  lokasi responden, yaitu wilayah Depok dan sekitarnya. Berarti pihak manajemen harus dapat lebih  memperhatikan  penyebaran  kartu  perdana  dengan  lebih  baik  lagi.  Konsumen merasa kesulitan dalam  penggantian kode pin.   Bila konsumen mengeluhkan kepada pelayan pelanggan tentang penggantian kode pin, diharapkan pelayan pelanggan dapat memberikan kemudahan kepada  konsumen.   Selain itu, pelayanan pelanggan 24 jam sangat  diharapkan  konsumen.  Bil kenyataannya  perusahaan  sudah menyediakan pelayanan pelanggan 24  jam,  tetapi  kenyataannya  konsumen  tidak dapat  menikmati pelayanan tersebut,  hal  itu  bsia  terjadi   karena  susahnya  menghubungi  pelayanan pelanggan walaupun sudah on line 24 jam. Pihak manajemen dapat melakukan perbaikan dengan menambahkan jumlah pelayan pelanggan agar  tidak terjadi penundaan pihak konsumen yang akan menghubungi. Pada saat yang sama terjadinya komunikasi antara konsumen dan pelayanan pelanggan, ternyata konsumen merasa pelayanan keramahan dan  kesopanan  petugas kurang  ramah.  Padahal  ini  merupakan  keutamaan  sebuah perusahaan  dalam  pelayanannya,  dalam memberikan citra  yang  baik  di   hadapan konsumennya.  Pihak  manajemen  dapat  melakukan  perbaikan  dengan memberikan pelatihan kepada petugas pelayanan pelanggan untuk dapat melayani dengan baik dan

Rekomendasi dan implikasi
Dapat disimpulkan bahwa kesesuaian yang terjadi antara persepsi dan harapan konsumen adalah bagus. Keadaan seperti ini dianggap sangat menggembirakan pihak manajemen atas  kesuksesannya memberikan pelayanan yang terbaik dengan memberikan persepsi yang sesuai dengan yang diharapkan konsumen selama ini. Berdasarkan analisis diagram kartesius untuk menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan, atribut yang sangat perlu diperbaiki adalah kualitas kartu perdana, tampilan kartu  pulsa, ketersediaan kartu perdana, kemudahan penggantian kode pin, pelayanan pelanggan 24 jam, pelayanan yang kurang ramah dan sopan.

Referensi :
http://repository.gunadarma.ac.id:8000/1873/1/JURNAL_sudaryanto_edit.pdf


Revisi analisis jurnal 3

Analisis Kepuasan Pelanggan pada Produk Tepung Ketan Merk Rose Brand PT Sungai Budi Jakarta
Oleh : Hernama dan Johan

Tema : KepuasanKonsumen

Latar belakang
Dewasa ini persaingan dalam bisnis semakin ketat. Untuk dapat bertahan   perusahaan  perlu  merencanakan strategi  pemasarannya. Hal yang mendasar dalam strategi pemasaran adalah pemahaman  tentang konsep  pemasaran, dimana kepuasan konsumen adalah titik sentralnya. Kepuasan terkait dengan  kualitas produk atau jasa. Jadi untuk dapat bertahan  dan  mencapai tujuan  perusahaan yang bersifat umum yaitu laba maka perusahaan perlu memperhatikan  kualitas produk atau jasanya agar  konsumen merasa puas, jadi disini nilai kualitas dipandang  dari sisi    puas atau tidaknya  konsumen. Memuaskan konsumen tidaklah mudah, karena  bersifat  relatif,  untuk  itu  maka perlulah manajemen memahami’ konsumennya. Dalam  literatur pemasaran agar dapat memahami’  konsumen biasanya   manajemen  perlu  membuat suatu apa  yang disebut dengan pema- saran sasaran. Pada penelitian ini pem- bahasan hanya dibatasi pada kepuasan konsumen saja. Kepuasan bersifat relatif karena itu  maka  tolak  ukur  kualitamenurut konsumen pun bisa berbeda-beda, teta- pi disisi lain manajemen perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang terkan- dung dalam produk yang dapat memu- askan konsumen, agar konsumen tetap setia membeli produk yang dihasilkan perusahaan.

Masalah
Berdasarkan hal tersebut di atas maka pokok masalah dalam pene- litian ini adalah:
1.  Apakah konsumen puas dengan produk tepung ketan yang dihasilkan oleh PT.Sungai Budi Jakarta?
2.  Faktor-faktor apa saja   yang dapat memengaruhi kepuasan konsumen?
3.  Bagaimana faktor-faktor terse- but memengaruhi  kepuasan konsumen?

Tujuan
Untuk mengetahui indicator apa saja yang mempengaruhi kepuasan konsumen

Metodelogi
Data dan Sample
Data yang digunakan adalah data  primer dengan  variabetingkat kepuasan. Metode  sampling  yang  digunakan  adalah  pemilihan  sampel  secara acak. Untuk menentukan besarnya sam pel maka digunakan tabel           Krejcie dengan kesalahan 5% (Sugiyono,2005). Menggunakan  table Krejcie, sample minimum yang harus digunakan adalah 97 responden bila jumlah populasi sebesar 130 orang. Jadi, untuk memudahkan perhitungan sampel yang digunakan   dalam   penelitian   ini   ber- jumlah 100 responden.

Alat Analisis
Instrumen  penelitian menggunakan kuesioner.

Model Penelitian
Tingkat kepuasan diukur menggunakan skala Likert, dengan lima (5)  kategori,  seperti  yang  ditunjukkan Tabel 1 (Supranto, 1997). Skala Likert diperlakukan sebagai   suatu  skala  ordinal  (Cooper  dan Emory,  1996).

Tabel 1. Kategori skala Likert

Tingkat Kepuasan
Nilai
1.  Sangat Puas/Penting/ Setuju
2 Puas/Penting/Setuju
3 Netral
4 Tidak
Puas/Penting/Setuju
5.  Sangat  Tidak  Puas/ Penting/ Setuju
5

4
3
2

1

 











Variable Penelitian
Tingkat kepuasan diukur menggunakan skala Likert

Tahapan Penelitian
Analisis data dilakukan dalam beberapa tahap.  Tahap pertama adalah analisis tingkat kepentingan-kinerja. Tahap ana-lisis data berikutnya adalah pengujian hipotesis.

Analisis  dan Hasil




Kuadran B menunjukkan elemen produk yang dianggap oleh konsumen telah  dilaksanakan  pihak  perusahaan dengan  baik,  konsumen  sudah  puas. Tugas manajemen perusahaan di masa mendatang adalah untuk tetap memper- tahankan kinerja yang sudah bagus ini. Indikator yang termasuk didalam kuad- ran  B  adalah  hiegenis, homogenitas kualitas pada produk olahan. Kuadran C menunjukkan indikator yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan biasa-biasa saja.  Indikator yang terma- suk  di dalam kuadran C adalah rasa gurih, warna yang lebih putih, kemasan sesuai   dengan  kebutuhan  konsumen, produk   yan tidak   cepat   basi dan kemasan  yang  menarik.       Kuadran  D menunjukkan  indikator  yang  dianggap kurang  penting   oleh konsumen akan tetapi  dilaksanakan  oleh  pihak  mana jemen perusahaan dengan baik. tidak ada indikator di dalam Kuadran D ini.

Rekomendasi dan implikasi
Pada umumnya konsumen merasa puas terhadap kualitas produk tepung ketan yang diproduksi PT Sungai Budi, namun ada beberapa  indikator yang perlu mendapat perhatian pihak manajemen,  yaitu  wangi/harum,  lebih kering dan  dapat  digunakan untuk berbagai  macam  kue.  Pada  ke  tiga indikator  ini  konsumen  merasa  bahwa produk tepun ketan   Rose   Brand kurang  memuaskan. Manajemen perusaha-an  perlu mempertahankan dan  meningkatkan indikator hiegenis dan kualitas.

Referensi :
http://repository.gunadarma.ac.id:8000/507/1/Hernama79-91.pdf


Tidak ada komentar:

Posting Komentar